Perjalanan Seru ke Bandung dengan Kereta Cepat Whoosh

 

Suara notifikasi di ponsel mengingatkan saya tentang rencana perjalanan ke Bandung yang telah lama saya nantikan. Kali ini, ada sesuatu yang berbeda—saya akan mencoba kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya. Sensasi menaiki kereta yang mampu melaju hingga 350 km/jam membuat saya tak sabar untuk segera berangkat.

Memulai Perjalanan di Stasiun Halim

Sabtu pagi, saya tiba di Stasiun Halim dengan semangat menggebu. Stasiunnya modern, bersih, dan suasananya terasa futuristik. Saya segera check-in menggunakan tiket elektronik yang sebelumnya saya beli melalui aplikasi. Tidak perlu antre lama, semuanya serba cepat dan praktis.

Begitu masuk ke dalam peron, saya terkagum melihat desain kereta Whoosh yang elegan dan aerodinamis. Dengan perpaduan warna putih dan aksen merah, Whoosh terlihat gagah siap meluncur membawa para penumpangnya menuju Kota Kembang.

Sensasi Melaju dengan Kecepatan Tinggi

Begitu kereta mulai bergerak, saya langsung merasakan perbedaannya dibandingkan dengan kereta biasa. Tidak ada guncangan yang berarti, hanya sensasi meluncur halus seperti berada di dalam pesawat tanpa turbulensi. Dalam waktu singkat, pemandangan kota Jakarta mulai berubah menjadi hamparan hijau pedesaan.

Di dalam kereta, suasananya begitu nyaman. Kursinya empuk, dengan ruang kaki yang lega, serta jendela besar yang memungkinkan saya menikmati pemandangan dengan lebih leluasa. Saya membuka laptop untuk sedikit bekerja, tetapi keasyikan menikmati perjalanan membuat saya lebih memilih untuk bersantai.

Hanya dalam waktu 30 menit, saya mulai melihat lanskap khas Bandung yang menawan. Perjalanan yang biasanya memakan waktu 3-4 jam kini terasa begitu singkat. Sebelum saya sempat menyelesaikan secangkir kopi, suara pengumuman berbunyi, menandakan bahwa kami hampir tiba di Stasiun Tegalluar.

Tiba di Bandung dan Menjelajahi Kota

Begitu turun di Stasiun Tegalluar, udara Bandung yang sejuk langsung menyambut saya. Saya melanjutkan perjalanan ke pusat kota dengan shuttle bus yang telah disediakan. Hanya dalam waktu 20 menit, saya sudah berada di area Dago, siap menjelajahi destinasi wisata yang sudah masuk dalam daftar kunjungan saya.

Sarapan di Braga

Saya memulai eksplorasi dengan sarapan di kawasan Braga, jalan ikonik yang dipenuhi dengan bangunan kolonial dan kafe-kafe unik. Saya memilih sebuah kafe klasik yang menyajikan roti bakar dan kopi khas Bandung. Duduk di sana, menikmati suasana pagi yang tenang, rasanya seperti kembali ke masa lalu.

Bersantai di Lembang

Setelah mengisi energi, saya menuju Lembang, daerah pegunungan yang terkenal dengan udaranya yang sejuk. Destinasi pertama saya adalah Farmhouse Susu Lembang, tempat yang cocok untuk berfoto dengan latar belakang bangunan bergaya Eropa. Saya juga menyempatkan diri menikmati segelas susu murni segar yang menjadi favorit para wisatawan.

Tidak jauh dari Farmhouse, saya melanjutkan perjalanan ke The Lodge Maribaya, tempat yang menawarkan pengalaman menikmati alam dari ketinggian. Dari atas, saya bisa melihat hijaunya perbukitan Bandung sambil mencoba wahana sky bike yang cukup menantang.

Berburu Kuliner di Sudirman Street

Saat sore tiba, saya kembali ke pusat kota dan mengunjungi Sudirman Street, pusat kuliner yang terkenal di Bandung. Di sini, saya menemukan berbagai pilihan makanan mulai dari cuanki, seblak, hingga dim sum dengan harga yang terjangkau. Saya memilih batagor dan es cendol sebagai camilan sore saya sebelum bersiap kembali ke Jakarta.

Kembali ke Jakarta: Kenangan yang Tak Terlupakan

Malamnya, saya kembali ke Stasiun Tegalluar untuk menaiki kereta Whoosh kembali ke Jakarta. Rasanya luar biasa bisa mengunjungi banyak tempat dalam waktu singkat berkat perjalanan yang efisien dengan kereta cepat ini.

Di dalam kereta, saya merebahkan diri di kursi yang nyaman dan membuka galeri ponsel. Foto-foto perjalanan hari itu memenuhi layar, mengingatkan saya betapa banyak pengalaman seru yang saya dapatkan dalam sehari.

Whoosh bukan hanya sekadar kereta cepat, tetapi juga pengalaman baru yang mengubah cara saya melihat perjalanan. Dengan efisiensi waktu yang luar biasa, saya bisa menikmati lebih banyak tempat tanpa merasa lelah karena perjalanan yang panjang.

Saat kereta memasuki Stasiun Halim, saya tersenyum puas. Perjalanan singkat ini menjadi salah satu kenangan terbaik saya. Bandung kini terasa lebih dekat, dan saya tahu, ini bukan kali terakhir saya menaiki Whoosh.

Jadi, kapan kamu mencoba Whoosh ke Bandung?


Comments

Popular Posts